Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah.
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen, serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.
Itulah gambaran secara umum tentang gunung merbabu. Ok, sudah cukup jelaskan tentang gambaran umum gunung merbabu, kali ini saya akan share tentang pengalaman saya saat mendaki gunung merbabu..langsung saja ya..hehe.Pada pertangahan tahun 2011, tepatnya tanggal 27 Juli 2011 saya diajak teman saya untuk mendaki gunung merbabu tanpa basa basi langsung saja saya menyetujui ajakan teman saya, bukan tanpa alasan tetapi juga karena saya belum pernah mendaki gunung merbabu apalagi saya sangat suka kalau diajak mbolang (petualang) ke alam yang masih asri.. hehe
Karena tempat tinggal kami di solo maka untuk mendaki gunung merbabu basecamp yang paling dekat adalah basecamp di selo.Kira 45 menit dari daerah solo, Gunung Merbabu jalur Selo, meskipun memiliki jarak tempuh yang lebih jauh namun juga menyajikan pemandangan yang lebih indah, sabana yang begitu luas berpadu dengan pemandangan Gunung Merapi yang berdiri anggun di seberang.
Sesudah persiapan dan cek perlengkapan selesai, sehabis Isya' kami berangkat, tak lupa doa dipanjatkan oleh tim kami agar mendapat kelancaran. O iya perkenalkan tim kami terdiri dari, sebut saja :
Saya,
Bayu,
Gondes,
Dani,
Finsa,
Lukman,
Srundeng,
Gandem.Tetapi ditengah perjalanan kami juga bertemu dengan rombongan mahasiswa pecinta alam STPN Jogja.
Ada juga
mas dari daerah sunda siapa lupa namanya yang mendaki gunung merbabu secara perorangan.
Inilah peta jalur pendakian lewat jalur Selo
Untuk mendaki lewat jalur Selo mendaki sebaiknya didampingi pemandu atau teman yang pernah melewati jalur ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya percabangan yang bisa menyesatkan pendaki.
Jangan berpikiran kosong, jangan sombong tetap rendah hati,jangan mengeluh sepanjang perjalanan, dan yang terpenting selalu ingat sama Yang Maha Kuasa. Dan selalu terapkan slogan pecinta alam "
Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki, jangan membunuh sesuatu kecuali waktu, dan jangan mengambil sesuatu kecuali gambar".
Lanjut ke perjalanan lagi, kami mengambil jalan pada malam hari dikarenakan agar rasa capek tidak terlalu terasa, dan agar tidak frustasi jika melihat puncak gunung yang masih jauh.Selama perjalan hanya gelap gulita di sisi kanan kiri, dan suara2 angin maupun hewan2 yang terdengar.
Dari Basecamp, kita akan melewati jalur beraspal kasar, untuk sampai di Gapura Selamat Datang, di kanan-kiri tanaman tembakau. Untuk mencapai Pos I kita dimanjakan dengan hutan pinus dan jalur yang landai, pelataran Pos I cukup luas, bisa mendirikan 3-4 tenda. Setelah itu jalanan mulus penuh bonus, landai bertanah.
Berlanjut jalan menuju Pos II kita akan dihadapkan pada Tikungan Macan, elevasinya hampir mencapai 45 derajat, dengan jalur tanah rentan longsor. Selain kita juga menapakkan kaki di 3 batang pohon horizontal tertata rapi untuk melewati sebuah jurang. Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping bukan lurus ke bawah.
Batu Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu yang cukup besar. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat lelah. Banyak terdapat Edelweiss yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gn.Merbabu, di Batu Tulis ini terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi jurang di kira dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah mengikuti jalur yang resmi.
Sabana I dan Sabana II, keduanya merupakan kawasan luas berumput, dan vegetasi lainnya khas sabana, mirip dengan taman teletubies, hijau berbukit-bukit.Pada saat perjalanan kami tidak terlalu banyak istirahat karena ingin melihat sunrise dipuncak gunung, paling istirahat 5 menit minum air mineral, lalu lanjut jalan lagi, begitu seterusnya sampai di post sabana II langkah kami terhenti agak lama karena salah satu teman kami kakinya kram.Disitu, sabana II merupakan padang semak perdu yg tinggi2.. kami bisa tiduran disitu,.. rasanya empuuuk :D hehehe. Saya sempat usul untuk membuat tenda disitu, tetapi kata teman yang lain lokasinya kurang bagus selain disitu alam cuaca sering tidak menentu, angin pun berhembus dari segala arah karena tidak ada vegetasi tinggi yang menghalanginya.Dan konon mitosnya kalau malam hari sering ada ‘Pasar Setan’ disini, malam hari yang sunyi sering tiba-tiba berisik suara lagu-lagu dan bunyi permainana khas pasar malam, banyak yang bilang ini merupakan pintu gerbang ke dunia lain.Nah, oleh sebab itu jika akan membuat tenda lebih baik memilih di lokasi pos Sabana 3.Tak lama kemudian setelah kram teman kami sembuh, lalu melanjutkan perjalanan ke pos Sabana 3.
Sekitar jam 12 malam kami sampai di post sabana III, tepat di bawah gunung kukusan.Kami berhenti sejenak untuk mendirikan tenda di pos ini. Sabana 3 adalah salah satu tempat yang cocok untuk mendirikan tenda karena lokasinya tepat dibawah pohon-pohon edelweis yang tinggi. Selain aman, saat pagi datang kita akan dimanjakan dengan latar belakang indahnya pemandangan Gunung Merapi yang gagah berdiri.
Setelah selesai mendirikan tenda, kamipun membuat api unggun dengan mencari kayu-kayu kering disekitar tenda.Lalu mengeluarkan bekal-bekal kami dan menghangatkan diri di perapian sambil memasak mie instan dan minuman hangat.Pada saat itu kami hanya membawa satu tenda kecil+satu terpal untuk 8 orang (idealnya untuk 4 orang)..haha bayangkan :D .
Tapi pada akhirnya tidak ada yang bisa tidur..wkwkk.. karena pada kedinginan, dan kamipun menyalakan kembali api unggun yang telah meredup dan memanggang kaki , sampai ada sepatu teman saya yang gosong..hahaha
Tak terasa waktu subuh sudah datang dan udara dinginpun belum menghilang.. kami pun segera sholat subuh.Setelah itu melanjutkan perjalanan untuk melihat sunrise dengan menaiki gunung kukusan. Dan benar, saat kami hendak menuju gunung kukusan, tampak di belakang kami pemandangan gunung merapi yang sangat indah.
|
Latar Belakang Gunung Merapi dari tenda |
Hati-hati saat akan melihat sunrise di gunung kukusan, karena medannya yang terjal dan landai dengan track bebatuan dan sisi kanan kirinya jurang.
|
Gunung Kukusan yang terjal
|
|
Sisi kanan dan kiri jurang
|
Sesampainya di puncak gunung kukusan kami pun mengabadikan pemandangan sunrise yang indah, cekidot.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke puncak tertinggi gunung merbabu, puncak trianggulasi dan puncak kentheng songo.Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu. Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang dianggap keramat oleh penduduk sekitar.
|
Batu (kenteng) yang dikeramatkan penduduk sekitar merbabu |
Sekitar 30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu. Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan sekitar 10 menit ke arah Timur.Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang yang dikeramatkan masyarakat. Mitosnya di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang.
|
Batu (kenteng) yang "hanya" berjumlah 4 |
|
Gunung Sindoro dan Sumbing tampak dari Puncak Kenteng Songo |
Tak lengkap rasanya jika tidak menyambangi puncak tertinggi gunung merbabu, puncak triangulasi 3142 Mdpl.Hanya berdampingan dengan puncak kenteng songo, bisa dicapai dalam beberapa menit saja.
|
Puncak Trianggulasi |
Itulah secuil cerita pengalaman saya selama mendaki gunung merbabu 27-28 Juli 2011, cerita di atas tidak bisa menggambarkan semua keindahan merbabu, karena sesungguhnya keindahan ciptaan-Nya tidak ada yang bisa menggambarkan dengan kata-kata.. jika anda tertarik cobalah bermain ke gunung merbabu :D